Selasa, 06 April 2010

Eco Art untuk Ekonomi Ekosistem

Filantropy,

Karya Seni untuk Perbaikan Lingkungan

desain art adalah karya seni

yang hidup dan menghidupkan jiwa,

menerangi jiwa dan

mengikis kegelisahan dalam

kehidupan manusia


Tidaklah heran, bila masyarakat dunia barat sangat menghargai karya seni. Kelompok Lingkungan Ekonomi-Hijau bersedia menyediakan 5 Meja AST untuk dilelang, dan sebagian hasilnya direncanakan untuk mendukung Pendirian INSTITUT KONSERVASI ALAM (IKA), dengan basis Visioner Ekonomi Hijau (greenomics), yakni Sekolah Non Gelar 6 bulan, yang mampu mencetak sdm generasi mudag dalam membangun Kemampuan Mengelola, Mengusahakan Hutan Mini, Kebun Mini serta Melaksanakan Konservasi. Misi AST dengan demikian turut serta membangun Pemulihan kerusakan alam, mengembangkan usaha ekonomi ekosistem (ekonomi hijau) hingga Penghutanan Kembali 82 juta hektar yang rusak.

Sunan Mursyid



APRESIASI & LELANG KARYA SENI MEJA

UNTUK PENDIRIAN INSTITUT KONSERVASI ALAM (IKA)


LATAR BELAKANG: KERJASAMA untuk MBANGUNAN EKONOMI HIJAU KERAKYATAN


Kelompok Ekonomi Hijau yang telah menghasilkan Karya Aristokrat Solid Table (AST) telah menghasilkan Visi Pembangunan yang berlangsung ~ yakni Ekonomi Ekosistem Kerakyatan (Ekonomi Hijau Kerakyatan), atau Greenomics for People. Yakni Pembangunan Ekonomi didasarkan pada peranan riil Sosial Masyarakat sesuai dengan Karakter utama & Kekuatan, untuk menjamin Keberlangsungan Pembangunan itu sendiri. Greenomics, berlandaskan pada Keunggulan & Kemanfaatan bagi masyarakat.


Mempertimbangkan, betapa besar sumber alam (lahan) yang terbengkalai, luasnya kerusakan hutan dan lemahnya penguasaan Ilmu-Pengetahuan oleh masyarakat dalam Pengelolaan & Pengolahan, maka EAST-Greenomics berniat mengadakan acara : Apresiasi & Lelang atas Karya Seni berupa 10 meja Aristokrat Solid Table. Hasil dari Lelang ini, sebagian bertujuan dipergunakan untuk Mendirikan Institut Konservasi Alam (IKA), yakni Lembaga Pendidikan & Latihan dalam mempersiapkan sdm yang mampu mengelola dan mengusahakan Perkebunan Mini, Hutan Mini serta Industri yang terkait (ikutan).


Lembaga IKA direncanakan membutuhkan pendanaan sebesar Rp. 6-7 miliar, untuk Pembebasan Lahan (7ha), Pembangunan Sekolah Alam (1 Ha), Nursery (2Ha), Kebun Mini (2 Ha) dan Hutan Mini (2 Ha). Lokasi yang direncanakan di Kabupaten Bogor (Cisarua atau Ciawi). Jumlah Lulusan yang akan dihasilkan sebagai kader lingkungan /petani/ pekebun/ forester / kader lingkungan sebanyak 500 orang tiap tahun. Mereka diharapkan sebagai “Dinamisator” dalam Usaha Perkebunan Mini, Hutan Mini dan Konservasi bersama Pengusaha Pertanian, Petani dan Pemerintah.


SEKILAS TENTANG

ARISTOKRAT SOLID TABLE


Aristokrat Solid Table (AST), adalah karya seni ukiran kayu yang unique, didesain khusus mendasarkan alam dan etnik. Selanjutnya diukir diatas bahan kayu yang besar berusia ratusan tahun, menjadi meja yang cantik, megah, gagah namun anggun dan mewah. AST seolah menggugah kesadaran kita untuk bangkit atas kekayaan hasil alam dan seni serta keahlian ukir. Patron meubel ukiran selama ini seolah menjadi milik Jepara dan Bali, sehingga tidak mengherankan, meubel ukir tersebut menjadi pasaran. Harus diakui, karya ukir tersebut adalah salah satu keunggulan yang bernilai tambah tinggi. Buktinya meubel karya Da Vinci bisa bernilai puluhan hingga ratusan juta, di desain khusus, diukir dengan bahan baku 100% dari Indonesia.


Aristokrat Solid Table, bisa disebut sebuah karya yang dapat berfungsi ganda, menjadi meubel (fungsi seara) bisa juga menjadi fungsi estetis. Secara estetis bisa dinikmati dari keindahan the art-nya. Bahan meja AST diolah dari kayu pohon yang besar berusia ratusan tahun, sehingga diameter pohon rata-rata diatas 100 cm. Uniquenya, AST mengandalkan pohon hasil tanaman masyarakat, seperti durian, mahoni, mangga, jati dan pohon-pohon lainnya. Semangat dan visi yang diemban adalah pengembangan pohon-pohon budidaya. Batang pohon yang besar tersebut selanjutnya dipotong sepanjang 4 meter dan dibelah selebarnya dengan ketebalan 10 Cm hingga 12 Cm. Pemotongan yang tebal untuk menghindari lenturan papan.

AST, hanya membuat 10 meja dengan desain khusus tiada duanya dengan konsep The Art Of Carving For Replantation


AST hanya memproduksi 6 meja dengan karakter desain senantiasa bercorak etnis dan dengan nuansa lingkungan.

1. Gunungan, mengadopsi gunungan (wayang) dengan diterangi bunga matahari yang didesain bisa dinikmati dari 4 sisi, depan, berhadapan, samping kiri atau kanan. Kaki meja juga didesain khusus dengan pola bunga matahari dan cempaka.

2. Teratai didesain dengan dikelilingi ikan Lou Han, dengan corak ombak air yang juga dapat dinikmati dari 4 sisi.

3. Daun Jawa Semarangan, yang diekploitasi dari pohon menghindar dan didesain dengan gaya etnis Java. Bentuk meja dan kaki di polakan seperti dasi kupu-kupu.

4. Bunga Matahari, meja berbentuk Opal dengan pola bunga Matahari ditengah,

5. Jambu panjang, meja dengan didesain seolah berbntuk jambu panjang.

6. Meja berpola pohon dan bunga cengkeh

AST bukanlah meubel, karena meubel identik dengan produksi massal dan monoton.



KARYA SENI MEJA ARISTOKRAT

UNTUK PENDIRIAN INSTITUT KONSERVASI ALAM (IKA)


1. Mempertimbangkan, betapa besar sumber alam (lahan) yang terbengkalai, luasnya kerusakan hutan dan lemahnya penguasaan Ilmu-Pengetahuan oleh masyarakat dalam Pengelolaan & Pengolahan lahan, maka AST-Greenomics berniat mengadakan Apresiasi & Lelang atas Karya Seni berupa 10 meja Aristokrat Solid Table sebagai Fund Rising dengan dimensi Sinergi Apresiasi Seni untuk Campaign Visioner dan Pembangunan Ekonomi-Ekosistem.(5 foto & desain meja terlampir)


2. Hasil dari Lelang ini, sebagian bertujuan dipergunakan untuk Mendirikan Institut Konservasi Alam (IKA), yakni Lembaga Pendidikan & Latihan dalam mempersiapkan sdm yang mampu mengelola atau mengusahakan Perkebunan Mini, Hutan Mini atau Konservasi . IKA dipersiapkan sebagai Fondasi bangkitnya Ekonomi Hijau Kerakyatan.


3. Lembaga IKA direncanakan membutuhkan pendanaan sebesar Rp. 6-7 miliar, untuk Pembebasan Lahan (7ha), Pembangunan Sekolah Alam (1 Ha), Nursery (2Ha), Kebun Mini (2 Ha) dan Hutan Mini (2 Ha). Lokasi yang direncanakan di Kabupaten Bogor (Cisarua atau Ciawi). Jumlah Lulusan yang akan dihasilkan sebagai kader lingkungan /petani/ pekebun/ praktisi kehutanan sebanyak 500 orang tiap tahun. Mereka sebagai “Dinamisator” dalam Usaha Perkebunan Mini, Hutan Mini dan Konservasi bersama Pengusaha, masyarakat dan Pemerintah (Konsep Umum Kurikulum IKA terlampir).


4. Sejalan dengan agenda Apresiasi, diluncurkan “Roh / Visioner Pemikiran Ekonomi Hijau Ekosistem” hasil Sinergi Pemikiran Ahli LSDP Hasilnya berupa: Visioner Paradigma Pembangunan Ekonomi-Ekosistem, yang berisikan pemikiran:


· Visioner Pengusahaan Hutan Mini / Rakyat,

· Visioner City Forest,

· Visioner Pengusahaan Perkebunan Mini / Rakyat,

· Visioner Energi Alternatif (Bio Energy),

· Campaign Lingkungan & Pengurangan Global Warming,

· Visioner Perjuangan Debt Swap hutang Luar Negeri,

· Tax Reform untuk Lingkungan,

· Visioner CCER, Corporate Culture for Environment Responsibility,

· Pendirian IKA, Institut Konservasi Alam di Jabar, awal

dan Replikasi di Riau, Kaltim & wilayah lain




AGENDA RUTIN:

Menggagas & Dialog dg BINAAN Spanjang Sungai Ciliwung

Hutan Hutan mini dan Kebun mini di Bogor dan sekitarnya



PRE KONDISIONING untuk DIALOG


  1. Ekonomi ekosistem

Pertumbuhan penduduk Indonesia yg cepat (220jt), keterbatasan energy terbarukan, kerusakan hutan luar Jawa, lahan yg kurang terolah…mendorong “visioning ekonomi yang berdimensi lingkungan, yg mampu menciptakan keberlangsungan jk.panjang.


  1. Jawa, pusat peradaban kreatifitas TAPI juga pusat Subsidi (beban)

Jawa harus mampu bangkit dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk bahan baku untuk masyarakat industri, makanan dan bahkan untuk mensuplai kebutuhan masyarakat internasional yang dihasilkan oleh Jawa. Dg perkembangan penduduk telah bawa tekanan pada Lingkungan: pemanasan global, kerusakan lahan dan lingkungan khususnya kebutuhan air. Jawa sbg pusat industri kerajinan meubel, wood working dan konsentrasi puluhan juta masy. kota, membutuhkan “revolusi kreatifitas” Jawa, dalam membangun “konsep hutan/kebun mini”…yang menjadi Roh Usaha masyarakat. Mengingat, Jawa dg 110 kabupaten juga sebagai “penerima subsidi nasional yang besar”, artinya harus mampu mengurangi ketergantungan Subsidi.


  1. Hutan & Kebun: Roh Ekonomi Lingkungan Masyarakat

Konsep Hutan / kebun mini tidak hanya dipandang sebatas “konsep Penghijauan”, namun sebagai Konsep Roh ekonomi yang mampu memberikan Hasil dan Income bagi masyarakat secara berkesinambungan.


Hutan mini, dengan variasi pohon yang bernilai tinggi, mampu memberikan “hasil/income” yang baik, untuk mensuplai produk kayu dan dalam proses pembesarannya memberi manfaat lingkungan luas: sumber kayu, penyerap air, penghasil O2 dan penciptaan tenaga kerja. Pohon bernilai tinggi (Ebony, ulin, ramin, lingua, keleco, mindi, ciputri) dapat kembangkan.


Kebun mini, dengan variasi pohon Buah yang baik dan dikelola secara baik, akan memberikan hasil buah buahan secara rutin bagi masyarakat dan memberikan manfaat pada lingkungan. Tahap selanjutnya, dibutuhkan “usaha terus menerus Inovasi & puji coba tehadap: peningkatan kualitas dan produksi dg frekuensi


  1. Start up: Bibit & Buku

Bagaimana memulai dengan dialog semacam ini bias sebagai pemantik untuk merumuskan Perencanaan tata ruang atau langkah nyata aksi dengan penyebaran bibit tanaman tanaman tersebut bisa memulai

  1. “dengan membangun Nursery mini di halaman saja, dengan 5.000 s/d 10.000 bibi dengan jumlah 20-25 jenis tanaman, dan investasi yang sangat murah !.
  2. Terbitkan Buku Visioning Ekonomi Hutan/Kebun

Sunan Mursyid



KARYA SENI "Eco Arts" MEJA SOLID






Tidak ada komentar:

Posting Komentar