Sabtu, 06 Maret 2010

Perjalananku, Menembus Batas Waktu dan NKRI

Daku Bersyukur
bisa bepergian dg pesawatku ke angkasa luar,
dg kecepatan cahaya…300 rb km / detik,
kujelajahi alam jagat raya yg tiada terbatas, kutemui berbagai planet…
hingga planet yg semua unsurnya Berlian !

Akhrnya ku kembali setelah 25 tahun perjalananku,
kutemui berbagai kantong masyarakat kota yg miskin,
mulai Tanjung Priok, kramat, salemba, pulo gadung hingga
Jebres di Solo, Wasior, Mentawai, Kaimana di Sorong, pelosok2 Riau, hingga Papua,
di hampir 400 kota/kabupaten dan didesa desa,
kuhitung cepat…lebih 100 juta.

Kujumpai, wilayah tambang nan luassss….ratusan rb hektar..dikeduk,

batu bara, emas, nickel, besi, mangan dlsb,lautan luassss..

yg dikeduk ikannya di sepanjang Katulistiwa,

wilayah luas di tembagapura …brpuluh ribu hektar

Puluhan juta hektar hutan…bopeng,

jutaan hektar kebun sawit, coklat , karet dll..terhamparr.

kuhiitung cepat..hanya 200 trilyun / th devisa diperoleh

dari bgitu besarnya kekayaan alam indonesia.

aku heran,

lebih 140 juta rakyat miskin tersebut hanya terbengongg linglunggg
melihat lingkungan sekitar negerinya asing baginya
mereka sudah tak berdaya, tak berkuasa, tak memiliki

mereka buta…mereka tidak melihat…mereka tuli,

tapi hanya menjalani hidup bertahan hidup seadanya untuk menunggu kematian.

Lebih heran lagi

mereka masih fasih menghafal Nkri & Pancasila,

dan mereka “sangat militan” atas doktrin tsb,

bhkan rela mati, rela “menghujat bahkan membunuh” siapapun

yg hanya menyebut , menulis atau mengkritik…tentang ancaman Nkri bubar.