Senin, 03 Agustus 2009

Dialog Hutan Hutan mini dan Kebun mini Rakyat di Solo dan sekitarnya

Menggagas & Dialog

Hutan Hutan mini dan Kebun mini Rakyat

di Solo dan sekitarnya

(di De Tree Fine Café-Solo)


ACUAN untuk KONGKOW-2 dan DIALOG


1. Ekonomi ekosistem

Pertumbuhan penduduk Indonesia yg cepat (220jt), keterbatasan energy terbarukan, kerusakan hutan luar Jawa, lahan yg kurang terolah…mendorong “visioning ekonomi yang berdimensi lingkungan, yg mampu menciptakan keberlangsungan jk.panjang.


2. Jawa, pusat peradaban kreatifitas TAPI juga pusat Subsidi (beban)

Jawa harus mampu bangkit dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk bahan baku untuk masyarakat industri, makanan dan bahkan untuk mensuplai kebutuhan masyarakat internasional yang dihasilkan oleh Jawa. Dg perkembangan penduduk telah bawa tekanan pada Lingkungan: pemanasan global, kerusakan lahan dan lingkungan khususnya kebutuhan air. Jawa sbg pusat industri kerajinan meubel, wood working dan konsentrasi puluhan juta masy. kota, membutuhkan “revolusi kreatifitas” Jawa, dalam membangun “konsep hutan/kebun mini”…yang menjadi Roh Usaha masyarakat. Mengingat, Jawa dg 110 kabupaten juga sebagai “penerima subsidi nasional yang besar”, artinya harus mampu mengurangi ketergantungan Subsidi.


3. Hutan & Kebun: Roh Ekonomi Lingkungan Masyarakat

Konsep Hutan / kebun mini tidak hanya dipandang sebatas “konsep Penghijauan”, namun sebagai Konsep Roh ekonomi yang mampu memberikan Hasil dan Income bagi masyarakat secara berkesinambungan.


Hutan Mini, dengan variasi pohon yang bernilai tinggi, mampu memberikan “hasil/income” yang sangat baik, untuk mensuplai produk kayu dan dalam proses pembesarannya “memberi manfaat lingkungan luas: sumber energy, penyerap air, penghasil O2 dan penciptaan tenaga kerja. Pohon bernilai tinggi (Ebony, ulin, ramin, lingua, keleco, mindi, ciputri) sangat mungkin di kembangkan.


Kebun Mini, dengan variasi pohon Buah yang baik dan dikelola secara baik, akan memberikan hasil buah buahan secara rutin bagi masyarakat dan memberikan manfaat pada lingkungan. Tahap selanjutnya, dibutuhkan “usaha terus menerus Inovasi & puji coba tehadap: peningkatan kualitas dan produksi dg frekuensi rutin tiap bulan.


4. Start up: bibit & buku

Bagaimana memulai ? Saya kira dengan dialog semacam ini bias sebagai pemantik untuk merumuskan Perencanaan tata ruang atau langkah nyata aksi dengan penyebaran bibit tanaman tanaman tersebut. Siapa yg memulai ?. Menurut saya beberapa individu dalam Paguyuban Semansa’80 bisa memulai


  1. “dengan membangun Nursery mini di halaman saja, dengan 5.000 s/d 10.000 bibit….dengan jumlah 20-25 jenis tanaman, dan investasi yang sangat murah !.

  1. Terbitkan Buku Visioning Ekonomi Hutan/Kebun Mini untuk mBangun NETWORK NASIONAL + INTERNASIONAL…

  1. Kemudian: ada PT. Konsultan & LSM lingkungan ajukan Konsep Khusus secara resmi ke Walikota, Bupati-2 Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten dlsb.

Sunan Mursyid