Selasa, 28 Januari 2014

Green Gallery, Jakarta perlu lifestyle bernuansa lingkungan untuk masa depan Jakarta.

Galery Hijau, lebih tepat istilah ini kunamai sebagai pola hidup masa depan, sebuah lifestyle untuk membangun habitat yang bernuansa lingkungan untuk masa depan ~ tommorow's habitat. Memang sebuah galery serba hijau. pohon, sawah yang subur dengan panorama gunung menjulang, air gemericik yang bersih, ribuan bibit pohon yang cepat tumbuh besar, workshop di desa dengan tenaga terampil dari penduduk lokal, dan proses asimilasi nyambungnya  tali- jiwa  dan ikatan batin sebagai keluarga baru dengan penduduk desa. Tak perlu khawatir merasa kesepian, atau terisolasi dengan dunia luar, peralatan hardware dan komunikasi IT wireless...terhubung dengan masyarakat luar  tak terbatas, menghubngkan interaksi  dinamis hingga yang paling cital, "marketing" berbagai karya, ide dan produk serta berbagai pola kerjasama.

Ketika hujan makin lebat, makin lama, makin bawa berkah. Cadangan air tanah brtambah, bibit & pohon kian cepat tumbuh besar. Tanaman ijo royo-royo. Jika sudh sngat besar, ya ditebang, terus berulang ditanam lagi sebagai ekonomi ekosistem (greenomics). Kini pohon kayu besi, merbau, jati lanang  pun mudah dikembangkan dari batang-2 pohon. Ribuan bibit yang disiapkan untuk membangun kemandirian masysrakat desa dalam memanfaatkan ladang kosong,nganggur hingga  mengembangkan sebagai pola usaha perkebunan / hutan rakyat !  

Tidaklah muluk-muluk yang kuingin kembangkan, hanya 5 -10 keluarga yang sudah memiliki ladang sekitar 1-2 ha dan mulai tanam, merawat hingga besar sembari terus kusampaikan, bahwa  Jakarta ~ membutuhkan kemajuan wilayah hinterland, ratusan ribu rakyat membangun  pola perkebunan rakyat, hutan rakyat dengan keunggulan & kesesuaian daerah dan lahan di tiap daerahnya. Seterusnya mereka memetik buah hasil tanaman, menebangpohon keras yang ditanam, tanpa eksodus  ke Jakarta. Ratusan ribu hingga  jutaan  hektar kebun atau hutan rakyat itulah yang menyerap air hujan, mencegah migrasi ke penduduk ataupun  ratusan juta m3 air  ke Jakarta....dan mencegah Banjirrr !.


Nikmatnya ngupi-ngupi bersama rakyat - kopi tanaman rakyat - disedu rakyat sembari olah meja, nikmati beras organik yang pulen dan mendengarkan gemercik air dibawah rindangnya  kebun. Mau jalan cross country atau gowes bias telusuri  desa-desa di lereng gunung. Jika mau coba “ngeprik” dengan masyarakat petani, ya ikut ngeprik dan membantu, pasti diberi makan siang, ubi rebus dan kopi.  Jika saja masih kudengar dan kulihat Jakarta kebanjiran, ya salah sendiri enggak mau tanam pohon dan nikmati saja.....kata  SBY  "selalu  ada  pilihan" dengan nada Lebay ! hahaha


Hinya dan hanya  jika...Jakarta dengan pemimpin siapapun, termasuk Jokowi kalau hanya mengandalkan dominan "proyek fisik  semata, sungai, waduk, bendungan" tanpa atau minim membangun sosial-masyarakat beserta alam lingkungan kehidupan mereka, ya akan terus  membesar segala permasalahannya. 


 Suasana yang asri begini yang kita butuhkan kedepan

Udara segar, air bersih menghasilkan beras  organik pulen yang enakk 

 Puluhan ribu bibit pohon "besi / merbau/ jati lanang" kusemaikan

 Subhanallah.....ternyata  mudah  bersemi dan tumbuh  dari batang yang besar !

  Subhanallah.....ternyata  mudah  bersemi dan tumbuh  dari batang yang besar !

ikut  ngeprik  padi  di sawah, bantu  petani,  enjoy  saja 

 Gallery  hijau slalu  romantis...buat ngopi-2 & jualan solid table 

 Coffee and  duren,  selalu bersemi rasa Cinta yang sepadan

diantara  ribuan  pohon yang dtumbuh....slalu  ada  kayu  abnormal  yang eksotik, untuk Gitar "high class"




Sabtu, 18 Januari 2014

Nikmati suasana solid table natural nan exotic, menjelang perubahan bersama Rumah Perubahan ~ RK.

Saat sahabat ku seangkatan - Feui 1980 ini meminta profil ku, usaha dan visi apa dibalik usaha ku dalam menekuni 'solid table', untuk buku 60 th FEUI, aku setengah tidak percaya. Hemmm, tak apalah kusambut baik keinginannya dan berprasangka baik, kemudian terbitlah dengan judul yang cukup mengagetkan "Karya Seni Sang Pengusaha Kayu'...hahaha. Tertawa terbahak bahak selama 4 tahun sejak penerbitan buku 60 tahun FEUI itu. Kini secara tak kusadari, aku menjadi 1/2 seniman kayu dan 1/2 ekonom pelaku ekonomi.

Namun, secara bertahap temenku si Rhenald masih penasaran dengan kayu nangka, yang kubilang "memiliki aura yang sejuk untuk berbagai fungsi.  Di Bali kayu nangka favorit untuk pura, sedang masyarakat di Jawa menyukai kayu untuk bangun warung atau kios usaha. Awalnya kukirim 1 meja polos solid, dan nampak anggun. Berlanjut terus memesan "solid table" yang alami, tanpa banyak perubahan (pengolahan), selain hanya diserut, diamplas dan dihaluskan dengan sepasang kaki alami dari cabang pohon.  Semua meja solid yang kuolah 100% dari pohon budidaya, ditanam oleh masyarakat, berupa pohon Jati, Nangka, dan terahir Nangka Hutan.  Dan kini.....hampirr seluruh ruang, gazeboo hingga aula atau ruang utama serba Solid Table karya dari Sang Seniman Pengusaha Kayu ! Bagiku, "economy is the way of thinking, giving beneficial within  creating  value  added"


Yang sangat menyentuh bagiku, Rhenald untuk Rumah Perubahan tak pernah berkata / bicara apalagi campaign "gunakan produk dalam negeri", namun sikap dan keputusan nyata untuk menggunanakan karya anak bangsa Indonesia, dan dari semuanya dari pohon budidaya sembari terus  galakkan ~ upayakan budidayakan ribuan hingga puluhan ribu berbagai tanaman dari pelosok tanah air hingga mancanegara. Sudah sepantasnya Rumah Perubahan memang nyaman untuk merubah diri dan berubah secara bersama sama secara nyata.



 nikmati suasana yang cool dengan solid table  di Rumah Perubahan 



Pohon buah peripit yg kuperoleh dari sahabat ~ Bangkit Sanjya, 
smoga tumbuh subur di Rumah Perubahan. 
Bagus untuk tanaman pagar dan berhasiat kurangi / cegah diabetes.