Senin, 20 Oktober 2008

COPORATE CULTURE ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY (CCER)

Perusahaan Peduli lingkungan dan perbaikan alam
Tim Ahli LSDP

A.Latar Belakang
Kerusakan alam, pemanasan global, menipisnya sumber daya alam adalah gambaran suram Indonesia sehingga seluruh fenomena diatas apabila direnungkan bisa dipandang sebagai hukuman atas sunatullah atau hukum alam, akibat ulah manusia, masyarakat, Pemerintah dan Bangsa Indonesia.
Kerusakan alam dan serangkaian bencana kini telah memberi gambaran tentang ancaman baru terhadap kelangsungan usaha sehingga menambah buruk terhadap ancaman investasi dan usaha hampir di seluruh wilayah Indonesia. Akibatnya, Indonesia menjadi Negara yang memiliki daya tarik rendah untuk investasi atau memiliki tingkat feasibility rendah.
Begitu luasnya kerusakan alam Indonesia yakni hutan, mangrove, terumbu karang dlsb, kini strategi dan program dan usaha perbaikan kerusakan alam, akan sangat sulit dilakukan hanya dengan mengandalkan kebijakan Pemerintah dan program pembangunan oleh Departemen teknis cq.Kehutanan.
Mengingat besar, luas dan parahnya kerusakan, maka usaha usaha perbaikan dan menjaga kelestarian alam kini sudah harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, Pemerintah, dunia usaha dan rakyat keluarga secara luas. Misal, bencana dan ancaman banjir terhadap Jakarta, disebabkan antara lain, wilayah latar,belakang Jabodetabek gundul dan catchment area menipis, sungai mendangkal dan pengotoran sampah.
Mengingat makin melemahnya standard hidup masyarakat golongan ekonomi lemah, maka diperlukan kepedulian nyata dari kalangan badan usaha untuk mengatasi kerusakan alam dalam kerangka kepedulian badan usaha terhadap perbaikan alam. Situasi bangsa negara yang kini menghadapi bencana bertubi tubi, sudah saatnya mengalihkan orientasi atau membagi perhatian dari kesenangan golf, piknik dlsb, kearah yang lebih bermanfaat pada lingkungan, tanpa mengurangi rasa kesenangan tingkat manajemen dan pegawai insan usaha.
B. COPORATE CULTURE ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY
CCER adalah visioner yang dilahirkan oleh LSDP, dengan penggagas Mursyid dan GPJ yakni, Badan Usaha memiliki tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, mikro dan makro. Tanggung jawab langsung adalah dampak negative langsung keburukan atas usaha atau operasi. Sedangkan kepedulian adalah inisiatif atau prakarsa dan keterpanggilan dalam perbaikan alam yang rusak yang secara makro berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat bahkan peradaban masyarakat sekitar.
Bentuk CCER dapat direalisasikan dalam tingkatan program aksi sebagai berikut,
a.Campaign penyadaran masyarakat dalam memelihara dan perbaikan alam sekitar, dalam
membangun budaya masyarakat yang sadar lingkungan,
b.Program aksi, sebagai percontohan langsung perbaikan alam sesuai dengan prioritas kerusakandan alam dan ancaman terhadap peradaban masyarakat.
c.Perbaikan visi usaha yang dijadikan komitmen Badan Usaha, sehingga menjadi motor penggerak secara sistemik, signifikan dan meluas.
d.Kebijakan usaha yang menempatkan kepedulian dan tanggung jawab Badan Usaha secara Luas dan Nasional.
C. Misi dan Tujuan CCER
Membangun kesadaran dan budaya sadar lingkungan atau environmentalist dalam insan pegawai dan keluarga serta Badan Usaha Milik Negara, untuk usaha perbaikan alam yang rusak dan menjaga kelestarian, sehingga kesadaran tersebut membangun budaya bagi masyarakat luas secara sistematik dan luas dan sebagai bagian masyarakat umum.
D.Prioritas Tantangan dan Masalah
Menghadapi sangat luas dan beratnya masalah kerusakan alam di hampir seluruh wilayah Indonesia, maka prioritas tantangan masalah dilakukan menurut tuntutan masalah yang dihadapi sbb,
Way of Life, Budaya dan Sikap Hidup, Pendidikan dan Sikap terhadap Lingkungan.
Masalah, a. Budaya,Keserakahan, ceroboh, individualis, jorok,
b.Pendidikan, Minimnya pelajaran lingkungan, pemeliharaan dan konservasi alam,
c. Sikap thdp Lingkungan, minim lahan hijau perkotaan, penghancuran hutan, hancurnya hutan bakau dan rusaknya pantai dan perusakan dan pengotoran sungai.
Perbaikan dan Agenda yang Harus dilakukan,
a.Budaya, CAMPAIGN Peduli LINGKUNGAN.
b.Pendidikan, EKSTRA KURIKULER PEDULI LINGKUNGAN, Visioner Greenomics.
c.Fisik alam,
Perkotaan, Reboisasi Hinterland dengan Kebun Mini dan Hutan Mini,
Hutan, Stop Illegal Logging, Penguatan prosesing kayu jadi Meubel dan pemasyarakatan visioner hutan mini serta upaya Konservasi,
Sungai, Campaign Pemeliharaan dan Reboisasi Derah Aliran Sungai,
Pantai, Reboisasi dan Konservasi dengan Mangrove.
E. START IGNITION dan PINTU MASUK
CCER BUMN dapat mendukung penanganan masalah krusial kerusakan alam dan lingkungan dengan dimulai yang bisa dilakukan dengan dampak positif yang besar meliputi 5 agenda program aksi sbb,
1. CCER yang berdimensi meredam kerusakan hutan dan peningkatan Value added, yakni unit
usaha atau BUMN mengolah hasil hutan kayu di Papua, Kalimantan dan memperdagangkan
ke pasar potensial, Sehingga memperoleh nilai tambah besar daripada menjual kayu bulat.
2.CCER yang berdimensi penyelamatan flora langka yang berdimensi pada penyelamatan dan
pembangunan citra BUMN atau Pemerintah positif dimata internasional. Misal dengan Pemasyarakatan penanaman pohon langka Ebony, Ulin, Ramin.
3.CCER yang berdimensi pada perbaikan alam untuk perlindungan kota, dengan gerakan
reboisasi wilayah hinterland. Misal, dengan program SAFE JAKARTA, setiap Unit usaha
BUMN mulai menggerakkan karyawan dan keluarga dengan reboisasi masing-masing di suatu
desa 100 ha, dan selanjutnya dijadikan daerah hutan mini dan sbg daerah binaan. Program ini
bila dilakukan oleh ratusan perusahaan swasta di Jakarta, bukan hal yang sulit menghijaukan
hinterland Jakarta seluas 2.000 hingga 5.000 ha atau 20 HINGGA 50 km2.
4. CCER BUMN yang berdimensi pembangunan budaya bangsa yang menjaga perusakan alam dan menjaga kelestarian alam. Program gerakan aksi campaign budaya kebersihan dan pembentukan klub klub Environmentalist dalam lingkungan karyawan dan keluarga BUMN akan memberikan dorongan yang berarti pada masyarakat luas, daripada kegiatan golf yang mahal dan asing bagi masrakat luas dan tidak memberi kontribusi pada lingklungan.
5.CCER BUMN yang berdimensi bagi pembangunan visi Wise and Smart to manage Natural Resources yang akan memperbaiki kelemahan mendasar bangsa dalam mengolah sumber sumber alam (hutan dan mineral). Program aksi demikian dapat dilakukan dengan Lomba Visoner Pengolahan hasil Hutan dan Pameran Khusus atau Lelang hasil Karya masyarakat dari hasil tanaman budidaya yang bernilai tinggi.
F. MANFAAT CCER dan PEMBANGUNAN BUDAYA
Culture Corporate Environment Responsibility pada hakikinya adalah pembangunan siikap, dan tindakan insan manusia yang peduli, sadar dan selanjutnya terbangun budaya dalam memelihara alam sekitar kehidupan kita. KepeduliIan ini memiliki keniscayaan, alam sekitar kita yang memberi sumber penghidupan senantiasa memberikan daya dukung dan kemanfaatan secara terus menerus pada kita dan generasi selanjutnya. CCER bisa diartikan sebagai respons nyata atas berbagai bencana selama ini yang sudah mengancam kehidupan dan bahkan peradaban masyarakat bangsa.
CCER dapat dimulai dari kemauan individu individu yang dikelola secara kolektif, dengan dimulai usaha aksi nyata, yang selanjutnya dapat direncanakan sebagai bagian komitmen usaha dalam badan usaha. Kemauan, komitmen dan langkah nyata individu demikian akan membangun budaya terhadap masyarakat luas dalam memelihara alam sekitar. Kepedulian terhadap lingkungan dan alam sekitar demikian, niscaya akan melahirkan dampak positif besar mendatang, antara lain, yakni kemanfaatan langsung dan tidak langsung yang luas, baik terhadap invidu, usaha dan masyarakat. Kemanfaatan yang urgent kita butuhkan kini adalah perlindungan alam pada kita, bukan kemarahan atau bencana alam.

Minggu, 19 Oktober 2008

KERJASAMA Greenomics ESC-LSDP dengan DHARMA WANITA DEPKEU RI


AGENDA GREENOMICS....1
REBOISASI KAWASAN PUNCAK
Sunan Mursyid & Gatot Permadi Joewono.


Thanks Sobat ! itu yang patut disampaikan pada "mas Tonny Sumartono" (feui-79). Setelah kami kirimkan VCD awal tentang Greeenomics dan proposal Pendirian Institut Konservasi Alam (IKA), rupanya diputar juga VCD tsb. VCD itu adalah semacam Campaign untuk membangun Ekonomi Hijau Kerakyatan, yakni ekonomi yg mengolah "alam secara bijak" yg akan memberikan "kemanfaatan sosial, ekonomi & lingkungan" secara sustainable. Jadi bukan sekedar Reboisasi, meskipun reboisasi juga baik. Greenomics...ibaratnya Reboisasi dengan keunggulan "bangkitnya" roh sosial masyarakat dalam menanam, memelihara, memetik hasil, memperoleh manfaat, memberi dampak positif pada lingkungan dll. Berikut petikan singkat tanggapan sobat mas Tonny:

"Mursyid, boleh juga eloe bikin campaign, hanya...eloe cara menerangkan anggap gua goblooook bener. Tapi bagus juga yach" (TS).

"Fren..mas Tonny, yang penting kan niat tuluss, aspek kemanfaatan. Maklumi, persiapan syuting 1 jam, tanpa manuscript... langsung start." (SM)

"Lokasi dimana tuh dan eloe bibitkan pohon apa saja?" (TS)

"di rumahku dan di Nursery 2 ha yang kubina. Ada bibit Matoa, DUren, Kecapi, Mahoni, Jati... dan juga pohon Quldy. Aku punya sekitar 15 ribu pohon" (SM)

"bagus juga untuk start awal.. oke deh Syid, ntar kita lanjutin" (TS).


Seminggu kemudian, Tonny telpon, "Syid gue mau pesan 1.000 pohon. Gue ajak ya ke Puncak, liat lokasi lahan kritis". Hari Jumat kami berangkat, tinjau 2 lokasi lahan, ketemu Pak Badri (penerima Kalpataru). Dan hari itu Jumat malam, hatiku gundah dan berfiikir kok Tonny "care" banget ya, seharian tinjau lahan-2 kritis sampe Magrib. Sekitar jam 12 malam kuterima pesan "ibunda Sri Mulyani" (mertua mas Tonny) berpulang ke Sang Khalik. Smoga Khusunul Khatimah!.


Seminggu kemudian, kukirim 1.250 bibit pohon (Matoa, Kecapi, Mahoni, jati), 250 sebagai cadangan untuk penyulaman. Ibu-2 masih manambah dengan 2.000 pohon Cengkeh. Waktu pengiriman, rombongan sekitar 20 orang Ibu-2 Dharma Wanita, dipimpin Ibu Mulia P.Nasution (ketua DW-Depkeu) sudah di Lokasi. Seharian penuh di Puncak hingga malam. Boleh juga semangat dan kesungguhan Ibu-2 dari DW-Depkeu. Pohon harus didistribusikan secara benar, ditanam, dirawat.....hingga Besar untuk agenda SAFE JAKARTA.

ITU ADALAH AWAL dari agenda Greenomics...yang memperoleh sambutan: Tanam Pohon Buah atau tanaman keras yg memberi hasil: Manfaat.

Thanks Sobatku.... We Support You !. Environment Smart Centre -LSDP siap menyukseskan misi mulia mu. Ku siapkan 1.000 pohon lagi free !! Hanya please think for Transportation, Pupuk, Penanaman dan Perawatan.

Warms Regards !!.

Minggu, 12 Oktober 2008

VISIONER PARADIGMA PEMBANGUNAN


STRATEGI MEMBANGUN KEADILAN
pada MALAYSIA mari BELAJAR !!


Malaysia bukan hanya sekedar negeri tetangga Indonesia, negeri Jiran ini sebenarnya negeri yang bangsa pribumi (asli) adalah rumpun Melayu yang memiliki ikatan kekerabatan. Cukup banya keluarga Malysia memiliki tali-temali sanak-famili atau ikatan atas dasar keturunan moyang, baik dari wilayah Sumatera Barat atau Riau, serta Aceh. Kita dapat menjumpai banyak keluarga dari Malaysia yang sering mengunjungi (silaturahmi) dengan famili-saudara di propinsi Sumatera Barat dan Riau. Malaysia yang kini telah maju, hanya kita tengok sejenak dengan sebelah mata saja atau malu-malu– khususnya oleh orang-2 vokal yang mengaku para pakar / ahli sosial, politik dan ekonomi pembangunan. Padahal Malaysia yang pada dekade 1960 hingga 1970an, banyak berguru pada Ilmuwan dari Indonesia, kini memunculkan realita: kemajuan-keadilan rakyat-negara Malaysia kini sangat jauh dibanding Indonesia. Malaysia bersama Brunei Darussalam, adalah 2 negara Asia Tenggara yang sangat kecil terkena imbas krisis ekonomi. Marilah, jangan malu-malu, berguru pada peradaban Malaysia. Mengapa ?.

Kajian ringkas Malaysia sangat kental dengan kisah negeri Jiran ini dibawah Kepemimpinan Datuk Mahatir Muhammad, seorang Perdana Menteri yang telah memimpin Malaysia selama dua dekade (20 tahun), yang kini telah digantikan Datuk Amin Badawi. Mahatir pada awal 1970 an, menghadapi realitas bangsa yang hampir sama dengan realitas di Indonesia saat ini, yakni kaum Bumiputera atau disingkat BP (Pribumi di Indonesia) yang tertinggal, miskin dan mengalami keterbelakangan dibanding oleh kaum etnis Non-BP asal Cina. Apabila dihitung dari perjalanan waktu, kaum BP Malaysia yang sebanyak 60% tertinggal 18 tahun kemajuannya oleh etnis Cina sebanyak 40% - dari sisi kemajuan sosial-ekonomi. Kerusuhan antar etnis pernah terjadi di Malaysia, seperti halnya yang sering terjadi di Indonesia, akibat kesenjangan sosial-ekonomi. Menghadapi tantangan rakyat asli Bumiputera yang miskin, Mahatir menempuh Strataegi & Kebijakan Pembangunan Malaysia Jangka Panjang (20 tahun) berdasarkan kiat berikut:

1. Konsolidasi dan Strategi yang Jelas & Tegas dengan memberi peluang dalam bidang Politik untuk semua warga, baik etnis Cina maupun Bumi Putera,
2. Dalam bidang Ekonomi, Pemerintah dibawah Mahatir memberi prioritas bagi kaum Bumi Putera, khususnya pembangunan proyek-proyek Pemerintah.

Strategi diatas bertujuan mempersempit kesenjangan sosial-ekonomi, sehingga kedua etnis memiliki keseimbangan / kesetaraan ~ yang akan menjadi dasar fondasi yang kokoh dalam perjalanan peradaban dan pembangunan jangka panjang Malaysia. Implikasinya, etnis Cina dapat berperan dalam kancah Politik dan Pemerintahan, dan tuntasnya persoalan ideologis dan aspirasi etnis Cina dalam politik Malaysia.

Malaysia membangun fondasi moral, dengan menegakkan hukum yang konsisten & tegas dalam mencegah Korupsi, dengan menindak tegas pejabat / pegawai negeri koruptor. Namun Pemerintah juga memberikan insentif gaji & fasilitas yang sangat mencukupi sehingga mereka dapat berperan sebagai negarawan tulen. Demikian pula dalam membangun moral masyarakat, Malaysia menetapkan sanksi hukum yang paling keras di seluruh dunia ~ dalam hal pelanggaran Narkoba. Seseorang yang kedapatan membawa Narkotika atau ganja melebihi 50 gram dapat terkena ancaman hukuman mati atau penjara dalam waktu yang lama. Coba bandingkan dengan Indonesia, sangat sering tertangkap membawa ganja melebihi 10 KG (10.000 gram), bahkan pernah 2 ton hanya diganjar hukuman penjara 9 bulan, bahkan misterius entah lepas, dipeti-eskan atau dilepaskan oleh jaringan konspirasi. Pemerintah juga melakukan kontrol yang tegas dalam bidang Hiburan, Pers dan peredaran VCD porno yang masuk gencar dari Barat (poros AS). Namun demikian. Pemerintah memberi akomodasi bagi kaum etnis Cina untuk membuka kawasan judi di Geylang, sehingga lokalisasi judi dapat dikontrol Pemerintah.

Sikap tegas Pemerintah dalam prinsip keadilan, penegakan hukum dan teguh memegang kepercayaan (Amanat) yang diberikan rakyat kepada para Elit, adalah pembangunan infrastuktur sosial yang memberikan dukungan kondusif untuk jalannya program pembangunan : yakni terciptanya ketertiban, kepastian dan stabilitas sosial-politik dan keamanan dalam negeri dengan manusia (rakyat asli) sebagai subyek dan sasaran. Landasan demikian, menjadikan pembangunan yang direncanakan secara cermat dapat berjalan secara konsisten manapaki kemajuan. Pemerintahan Malaysia menampakkan sebagai Pemerintah yang Bersih dan Baik dalam melayani-melindungi rakyat sedemikian sehingga mampu berperan mendorong kemajuan rakyat (Clean & Good Governance). Kiat Malaysia dalam menarik penyertaan modal dari luar lebih memilih sistem kerjasama dengan bagi hasil dibanding sistem bunga, sehingga Malaysia dapat terhindar dari jebakan rente permodalan.

Datuk Mahatir memahami betul makna dan faktor manusia ~ yakni bangsa / rakyatnya ~ yang bukan saja sebagai sasaran (obyek) pembangunan, tetapi sebagai pelaku (subyek) yang menjadi penentu kemajuan Malaysia kedepan. Wujud nyata adalah dukungan Pemerintah pada pendidikan dan kesehatan yang besar & serius. Rumah-sakit di Malaysia, bahkan kini sudah memasuki visioner manusiawi, Rumah Sakit sebagai Jasa penyehatan yang nyaman bagai di hotel berbintang dengan kualitas pelayanan & penyembuhan yang baik. Hebatnya dibanding Indonesia, gaji dokter – pegawai hingga direktur lebih tinggi & biaya pengobatan & rawat inap lebih murah di Malaysia, tetapi RS memiliki keuntungan lebih baik dibanding RS Indonesia dengan tarrif lebih mahal namun gaji pegawai-dokter lebih rendah. Dalam bidang pendidikan, kalau mau belajar Ekonomi Syariah (Ekonomi dengan sistem bagi hasil) Malaysialah guru kita. Dalam hal makanan, Malaysia sudah gencar mengkonsumsi menu & meals dari hasil ikan untuk menggeser menu sampah (Junk Food) seperti Chiky Balls, Crespy, Nyam-Nyam yang banyak beredar di Indonesia.

Strategi dan prioritas perencanaan pembangunan ekonomi sektoral disusun hingga pada tingkat mikro, yakni Kommoditi dengan dasar Optimalisasi Nilai Tambah yang diperoleh dari pengembangan komoditi tersebut, khususnya berorientasi industri pengolahan (agro industri) yang memiliki nilai tambah besar. Hal ini dapat dilihat dalam pengolahan biji kelapa sawit kedalam Industri Oleokimia, yang menghasilkan mulai minyak Goreng, Sabun dan berbagai output turunannya. Luas lahan perkebunan sawit di Malaysia yang lebih sempit (750 ribu ha), tetapi mampu mencetak hasil devisa 5 hingga 6 kali lipat dibanding Indonesia yang luas lahannya 2 kali lipat Malaysia. Ironisnya, berpuluh-puluh ribu buruh tani kebun sawit bekerja di Malaysia, dan Kini raksasa pengusaha Malaysia (GUTRI) telah membeli ratusan ribu ha lahan sawit di Indonesia. Kekhawatiran Bung Karno: Janganlah kita menjadi bangsa buruh diantara bangsa-bangsa dan buruh di negeri sendiri mulai terwujud !. Ironisnya, hampir 15 juta rakyat kita jadi tki & tki di mancanegara.

Dr.Mahatir Muhammad – yang barusan menerima Doktor Honoris Causa dari UGM, adalah Figur Pemimpin yang telah memajukan secara adil, juga sebagai tokoh yang pandai dan berkarakter. Niat jahat poros AS (Yahudi) yang hendak menghancurkan Malaysia, dengan serangan, infiltrasi yang berkolaborasi elemen dalam negeri dengan agenda demokrasi, pembaruan, kebebasan (moneter dan pers) ditangkal tegas. Resep Datuk Mahatir : Kita sebagai bangsa haruslah menjadi bangsa yang Pandai, sehingga tidak bisa ditindas bangsa lain. Keadaan ini sangat kontras (berlawanan) dengan opini para pakar /akademisi kita yang telah sekolah di AS & ERopa ~ yang dengan sinis selalu mengamati Indonesia dengan kacamata Barat (AS atau Eropa) yang secara tidak disadari mereka menjadi bagian atau bahkan antek-antek poros AS untuk pembodohan, penindasan, dan penghisapan yang telah menghancurkan Indonesia (dengan resep IMF, Globalisasi, Privatisasi, Keadilan yang ternyata menyesatkan.

Demikian pula, para ahli Filsafat atau Ahli pemikir Peradaban atau pemikir politik yang hanya menilai Mahatir sebagai seorang yang ahli manajemen dengan kepandaian mengelola sistem Pemerintahan. Apabila kita memhami dengan renungan hati yang sejuk, konsep dan strategi Mahatir memiliki kematangan visi yang telah diolah secara hebat, yakni: Mahatir benar-benar paham bahwa ummat manusia, khususnya rakyatnya hidup di dunia ini sebagian besar waktunya adalah dalam bidang hubungan duniawi yang bagian terbesarnya adalah dinamika hubungan ekonomi – dalam memperoleh penghasilan, kesejahteraan dan kemajuan berikutnya. Menghadapi rakyat asli Malaysia (Bumiputera) dalam keadaan terbelakang / miskin dibanding etnis cina, maka nilai keadilan menjadi dasar nilai yang utama dalam strategi pembangunan Malaysia. Perangkat sistem pemihakan menjadi kebijakan operasional Pemerintah untuk merealisasikan keadilan. Kemudian mempelajari dan menyadari negara-negara Barat (poros AS) merupakan jaringan kekuatan Global ~ yang dengan segala cara ~ menguasai dunia dan negara-2 ketiga (terbelakang), Mahatir menetapkan aturan hukum sangat tegas ~ sebagai wujud nyata bahwa Pemerintah harus melindungi rakyatnya, baik pada pelanggaran Narkoba, korupsi atau pidana. Sistem nilai Barat seperti kebebasan, demokrasi, liberalisasi, diskriminasi, pemihakan dipilih secara selektif dan tepat ~ demi untuk kemajuan rakyat. Visi Mahatir ang kelihatannya sederhana, justru menjadi keunggulan konsepnya untuk penerapan dan pelaksanaan yang membawa hasil bagi kemajuan Malaysia ~ dengan tetap menjaga Tradisi dan Karakter Malaysia sebagai bangsa Melayu. Kita lihat dalam hiburan, Mariah Carey boleh saja tampil di Malaysia, tetapi harus berpakaian sopan menurut adat-istiadat Malaysia.

Dalam menghadapi serangan kekuatan Global (poros AS) yang dikelola kaum Yahudi, Datuk Mahatir berani melawan seorang diri – diantara para Pemimpin negara-2 di dunia – menyampaikan kritikan tajam atas sikap-tindakan blok Barat dan Yahudi yang tidak bermartabat dan mencampuri hingga bermaksud memporak-porandakan negara-2 ketiga. Sekali lagi, resep Mahatir adalah : Kita harus pandai.

Kini, dengan kesejahteraan rakyat Malaysia yang maju secara adil dan sikap teguh Pemerintah-Para Elit dan Pengusaha Malaysia memegang amanat, telah menjadikan Malaysia sebagai negara yang Aman dan dapat dipercaya – sehingga menjadi wilayah negara yang memiliki kepercayaan (Trust) bagi pemilik Petro Dollar Timur Tengah untuk mengalihkan dana dari Eropa dan AS, dan menempatkannya di Malaysia tanpa Pemimpin & Elit shoping apalagi ngemis-ngemis ke IMF. Malaysia telah menjadi magnit bagi masuk dan penempatan dana lebih US$ 200 miliar, dengan sistem bunga 0%. Bandingkan dengan Indonesia, untuk memperoleh pinjaman US$ 5 miliar saja, harus kehilangan “kedaulatan / kemerdekaan” sebagai negara berdaulat yang harus menuruti selera & agenda IMF dan bllok Barat dalam bidang sosial, politik, ekonomi, hankam dan bahkan penerapan agama.

Adakah literatur buku dari Strategi-Kebijakan Pembangunan Malaysia di perpustakaan sekolah atau perpustakaan Pemerintah kita dan mudah kita baca ?. Sadarlah, belajar ke Eropa dan AS selain jauh lebih mahal, juga menyesatkan. Sedang ke Malaysia, tidak akan ada kecurigaan yang dibangkitkan dalam bentuk fitnah / tuduhan sebagai terrois apabila warga Indonesia berkunjung apalagi studi disana !.

FUNDAMENTAL ERROR PEMIKIRAN EKONOMI PEMBANGUNAN INDONESIA

Ucik Reni yang Muaniss sedang sampaikan Orasi Super Ilmiah
di tengah malah dg Api Unggun !
MERDEKA DARI PENJAJAHAN BARU:
FUNDAMENTAL ERROR PEMIKIRAN EKONOMI-PEMBANGUNAN INDONESIA
Sunan Mursyid Santoso


Keadilan, adalah satu kata yang secara latent dikhianati oleh para Elit (politisi & Pemerintah) dan kata kunci yang paling lemah disadari-difahami oleh sebagian besar rakyat, termasuk generasi muda, untuk diyakini sebagai hak-hak mendasar yang harus diperjuangkan, diperoleh dan dirasakan demi untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Keadilan dalam masa Orde Baru – telah digeser oleh azas Pertumbuhan yang ternyata lebih besar menghasilkan konglomerat–koruptor -perampok yang menyengsarakan rakyat. Kini, keadilan juga mengalami nasib lebih buruk, selain diingkari aspek pemihakan-pemerataan sosial-ekonomi, rakyat (petani, nelayan & pedagang) dibiarkan bertarung bebas dengan kekuatan global internasional. Nasib sial seolah menjadi milik Rakyat, sudah jatuh ketiban tangga. Kata rakyat bahkan telah diolah secara trendy oleh PDIP dengan kata Wong Cilik ~ yang menjadi trade-mark dalam jargon kampanye PDIP yang seolah memihak rakyat. Akibatnya, dengan pengingkaran keadilan dalam masa Pemerintahan Megawaty, wong cilik makin kerdil, makin miskin, makin hina dan makin lemah baik fisik maupun mental.


Sejak 1998 saat akhir Pemerintahan Soeharto, hingga Megawati, keadilan harus dikorbankan oleh segerbong agenda untuk penyelesaian masalah kronis bangsa-negara: yakni membayar utang, privatisasi, prestasi mengejar pemasukan negara, memelihara momentum pertumbuhan, pengurangan campur tangan Pemerintah (Liberalisasi), menjaga stabilitas nilia tukar Rupiah dlsb. Pengingkaran keadilan yang sangat luar biasa menyolok adalah :

¨ Alokasi & distribusi dana BLBI, Kredit program Pemerintah dan Proyek-2 APBN, proyek-2 BUMN yang sebagian besar untuk pengusaha besar. Setelah macetpun, pengusaha besar memperoleh keringanan dan pengampunan,

¨ Sedang alokasi & distribusi BLI dan Kredit Program serta APBN untuk sektor kecil-menengah tidak mencapai 20%. Setelah macet, tidak ada keringanan dan dipaksa asset (yang berupa rumah tinggal) disita dan dilelang.

Mempelajari pengalaman perjalanan pembangunan selama 38 tahun terakhir, kita-rakyat harus mampu mengelola, mengorganisir diri dan memperjuangkan paradigma pembangunan yang bekeadilan – yang memihak rakyat mayoritas Indonesia. Oleh karenanya, kita harus mampu mengkoreksi kesalahan dan manipulasi dasar pemikiran paradigma pembangunan yang ada yang dapat diuraikan dalam penjelasan berikut :

Pemikiran yang mendasari konsep pembangunan nasional – sejak 1966 hingga kini, lebih banyak dipengaruhi pemikiran materialisme atas hasil ekonomi dan pembangunan fisik untuk kebutuhan kehidupan bangsa. Prinsip-kaidah pemikiran ini minim mengakomodasi aspek pembangunan non-fisik yang selain menjadi kebutuhan manusia, juga menjadi dasar kekuatan keberhasilan pembangunan ekonomi – fisik. Implikasi selanjutnya, kita telah termanipulasi pendekatan demikian, sehingga aspek-aspek mendasar manusia sebagai pelaku dan sebagai tujuan-sasaran pembangunan tersebut menjadi sangat kecil (minim). Aspek dan kaidah pembangunan ekonomi-fisik dan non fisik harusnya menempati kesejajaran dalam porsi perhatian dan alokasi-distribusi dalam kebijakan serta pelaksanaannya. Kita lihat prinsip dasar pradigma dan aspek-2 pembangunan sbb:

Pembangunan Non-Fisik: Manusia
1. Pelaksanaan Komitmen-Amanat:
Keadilan, Keamanan, Aspirasi
2. Pendidikan, Kesehatan,
3. Prasarana-Sarana Kesehatan:
Rumah Sakit, Klinik, Olah Raga
4. Dukungan Pengembangan Sosial:
Hiburan, Seni-Budaya, Adat dll
5. Perlindungan Pelaksanaan Agama
6. Dukungan Kreatifitas, R & D dll

Pembangunan Ekonomi:
1. Produksi
2. Investasi
3. Income
4. Konsumsi
5. Tabungan

Pembangunan Fisik:
1.Prasarana: Jalan, Pelabuhan, Jembatan
2. Gedung, Kantor, Hotel, dll
3. Sarana Utilitas :
Listrik, Air Minum, Telekomunikasi dll

Atas dasar tabel dalam boks diatas, ada kesalahan mendasar dalam Paradigma Pembangunan yang ditetapkan sebagai Strategi dan Berbagai Kesalahan dalam pemikiran yang melandasi pembangunan ekonomi. Kesalahan tersebut telahn ditempuh sejak Orde Baru hingga kini dibawah presiden SBY sbb:

1) Paradigma pembangunan yang telah menjadi dasar strategi pembangunan, tidak menempatkan prinsip dasar bahwa manusia sebagai penentu, pelaku dan sekaligus sebagai tujuan-sasaran pembangunan tersebut. Manusia tidak dipandang dan tidak diberikan kepadanya suatu kepribadian agar ia menyadari bahwa ias adalah sumber kekuatan yang tak terbatas atas seluruh nilai tindakan yang tak terbatas. Implikasinya: manusia dan sejumlah manusia yang disebut rakyat atau penduduk hanya ditempatkan sebagai kuantitas (jumlah) manusia dengan kualifikasi fisik belaka. Kita bisa lihat betapa kering-gersang Ilmu Kependudukan di Fak.Ekonomi, yang hanya mempelajari manusia pada jumlah penduduk , struktur umur-jenis kelamin dlsb, yang tidak pernah dipelajari faktor jiwa-kepribadian baik-buruk cerdas-kurang pada manusia itu sendiri. Paradigma yang tidak menempatkan manusia sebagai faktor utama, kemudian menurunkan strategi pembangunan non-fisik sebagai dasar paradigma pembangunan dengan turunan pembangunan ekonomi-fisik.

2) Dalam penetapan strategi-kebijakan pembangunan non-fisik, akibatnya terjadi kombinasi Pengingkaran dan Kesesatan jiwa & pemikiran tentang Pembangunan Non-Fisik, yang menetapkan prinsip dasar berikutnya bahwa rakyat memiliki hak yang sama dan sebagai subyek serta tujuan-sasaran (prinsip keadilan). Pengingkaran terhadap manusia-rakyat-bangsa telah mengorbankan prinsip keadilan, dengan menempatkan prioritas pembangunan fisik-ekonomi sebagai kaidah dasr. Dengan dalih (alasan) bahwa rakyat Indonesia cukup bisa makan (diberi beras) sudah dianggap adil, maka Pemimpin dan Pemerintah menetapkan Pembangunan Ekonomi-Fisik sebagai landasan & soko guru pembangunan. Paradigma pembangunan demikian masih berlangsung hingga kini, yang mempertaruhkan nasib 160 juta rakyat yang kini hidup dalam kemiskinan struktural & lingkaran setan. Pembangunan Non-Fisik yang bertujuan membawa kemajuan manusia (cerdas, sehat, aman ) dan kesejahteraan (kebahagiaan dan maju), hanya memperoleh porsi perhatian yang hanya mencukupi untuk manusia Indonesia maju pelan-pelan, dan akibat krisis nasional, bahkan mayoritas rakyat hanya bertahan hidup (menyambung nyawa).

3) Kesalahan paradigam mendasar diatas, menjadikan pembangunan fisik-ekonomi, memperoleh porsi perhatian dan alokasi yang sangat besar mencapai 75% dari total alokasi pembiayaan, baik dana perbankan dari BI, Bank Komersial,proyek-proyek APBN serta BUMN. Dari alokasi 75% tersebut, sebagian besar (lebih 75%) disedot-dirampok Elit2 Birokrat dengan kroni konglomerat besar yang hanya meliputi kurang 2% penduduk atau sekitar 5 juta jiwa. Sedang sisa dana yang 25% untuk 196 juta jiwa akibat pengingkaran (butir-2 ).

4) Dasar pemikiran pembangunan ekonomi-fisik pun juga berlandaskan pada pemikiran dan pendekatan yang salah dalam memandang rumusan ekonomi makro yang rintis oleh Adam Smith, dengan perumusan :

Y=C+S+I dimana Y=Produksi/pendapatan nasional, C=Konsumsi,
I=Investasi dan S=Saving atau Tabungan.

Dengan dasar pendekatan demikian, produksi / penghasilan ekonomi nasional secara sederhana dirumuskan sebagai simbol Y. Kemudian ekonomi direncanakan atas dasar jumlah penduduk yang tumbuh dan produksi nasional yang diharapkan tumbuh agar mencukupi kebutuhan penduduk yang tumbuh tersebut. Perencanaan ekonomi nasional kemudian melakukan penyederhanaan dengan merereduksi rumusan diatas dalam pendekatan matematis berikutnya. Apabila Y (produksi) diharapkan / direncanakan tumbuh 5% per tahun berarti dengan mempertimbangkan penduduk naik 2%, Konsumsi diasumsikan 80% dari produksi dan tabungan sebesar 10% dan sisanya diinvestasikan (I) sebesar 10%. Atas dasar pola tersebut secara nasional membutuhkan modal atau Investasi (I) sebesar 5 kali dari pertumbuhan 5% yang akan dicapai. Kebutuhan Investasi (I) sebesar 5 kali pertumbuhan diperoleh dari pembagian bilangan 1 dibagi selisih (marjin) kecenderungan konsumsi (MPC-Marginal propensity to consume). Apa tindak lanjut dari keyakinan yang berlebihan dari paradigma pembangunan yang mengingkari faktor manusia dan penyederhanaan diatas ?.

Kita menyaksikan: Pemerintah Indonesia selalu dan selalu menambah Investasi dengan berhutang (pinjaman=loan) dari mancanegara dan IMF. Demikian pula swasta. Setelah dana diperoleh dalam jumlah besar, apakah yang kemudian sebenarnya terjadi ?. Ada 3 jawaban:

a. Secara mendasar Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar berupa tam bang Migas, Batubara, Lahan, Bahan Logam dan Sumber enegeri Primer, bernilai jutaan trilyun rupiah. Seharusnya Indonesia MENEPATI AMANAT KONSTITUSI UUD 35 Pasala 33, dengan melakukan Sekuritisasi SUuber ALam tersebut, untuk menarik Modal untuk Pembangunan dan Usaha BUMN. --> BUKAN MELAKUKAN HUTANG LUAR NEGERI atau Mengundang Investor dan menjual murah sumber alam Indonesia --> Inilah sejatinya KESALAHAN MENDASAR !!

b. Untuk sektor pertanian: Selama PJPT I menunjukkan kinerja yang baik dengan dicapainya Swasembada Pangan akibat keberhasilan Pertanian. Penambahan modal untuk Bendungan, irigasi, pupuk, pembasmi hama serta sarana produksi dapat memacu produksi (penghasilan) pertanian. Namun terdapat kesemuan dalam sektor berikut:

Sektor perkayuan dari hasil hutan: menampakkan kemajuan Industri Kayu yang semu, sebab: Harga kayu yang berupa setoran Dana Reboisasi dan Iuran Hasil Hutan (IHH) dinilai sangat rendah, dan penebangan kayu hutan alam tidak diimbangi dengan usaha reboisasi (perusakan hutan), Demikian pula perikanan. Sedang sektor pertambangan – migas – produksi (penghasilan) diperoleh dari kontrak bagi hasil dengan Kontraktor asing yang tidak menjadi beban kewajiban hutang. Meskipun demikian, sektor primer inilah yang sebenarnya memberikan pemasukan terebesar dalam produksi nasional.

c. Tetapi untuk sektor Industri ? Ternyata, pabrik-pabrik besar yang ada (tekstil, petrokimia, besi-logam, automotif, elektronik dlsb) menjadi sektor yang menghisap devisa, karena komponen impor yang sangat besar. Tingkah laku pasar internasional, motivasi pengusaha, kemajuan teknologi, kurang diperhitungkan dalam rencana yang bersifat dinamis.

d. Adanya salah asumsi dan salah kajian-analisa pada faktor Watak pelaku Ekonomi skala besar (konglomerat) dan Penyakit Korupsi Pejabat Pemerintah, yang ternyata dalam mengajukan proposal, nilianya sudah dimark-up dan sebagian dananya sudah dilarikan keluar negeri dan sebagai Fee (komisi) Pejabat. Aspek korupsi lepas dari perangkat analisa ekonomi kita yang hingga kini belum pernah ada pengakuan.

e. Pengingkaran terhadap adat istiadat, kebudayaan lokal, keunggulan lokal serta seni budaya masyarakat di berbagai daerah, bahkan pengkhianatan hak-hak adat tentang kepemilikan lahan/tanah oleh masyarakat dan pranata sosial lokal.

f. Mengingat yang dikejar produksi nasional, maka tambang-tambang strategis (minyak, gas, tembaga, emas, timah) telah dikuasai oleh kekuatan modal dari luar / asing (Timika -Freeport, Kaltim, Riau, Cepu, Natuna, NTB dll). Kecenderungan yang kini sudah diluar kendali kita: adalah mulai melemahnya kedaulatan Indonesia atas wilayah-wilayah tersebut.

Secara medasar, penerapan rumus diatas sama sekali tidak memperhitungkan faktor sosiologi pelaku : Pejabat Pemerintah & BUMN, Pengusaha, Perangkat Hukum serta Aspek Mikro Dinamis tingkah laku pasar Industri. Dengan demikian, kombinasi Pengingkaran dan kesalahan dasar paradigma pembangunan ekonomi harus kita kaji ulang dan kita susun dengan Paradigma Yang membawa Keadilan bagi Rakyat. Adopsi rumus yang menyederhanakan pembangunan ekonomi diatas, mengabaikan sejumlah asumsi tentang tingkah laku, kondisi ketidak sempurnaan informasi, kemajuan-inovasi teknologi, persaingan pasar, jebakan bunga & skenario dan faktor-faktor sosial yang bermuatan sistem nilai – yang sangat-sangat sulit diakomodasikan dalam perumusan matematis yang begitu disederhanakan dalam pemikiran ekonomi!.

Penyederhanaan dan pemberlakuan umum dalam perencanaan pembangunan ekonomi sudah harus dihentikan, dan diganti dengan konsolidasi perencanaan mikro-detail (sebagaimana Malaysia) pada tingkat komodity, lokasi, aspek dinamis pasar serta pelaku ekonomi dan pejabat Pemerintah. Selanjutnya, perencanaan pada tingkat mikro komodity harus mencakup strategi industri pengolahan dalam rangka pemerolehan nilai tambah yang besar dalam skedul waktu yang pasti & konsisten. Keengganan (kemalasan) dan kelemahan dalam perencanaan mikro ini dapat kita rasakan dampak buruk yang hingga kini kita rasakan pada komoditi Sawit, Coklat, Karet, Hasil ikan, tambang emas-tembaga-nickel-besi, yang memiliki nilai jual rendah dan selalu dipermainkan oleh pasar ~ atau hanya ditentukan (price taken).

Dari uraian diatas, sudah saatnya kita melakukan perurubahan atas paradigma pembangunan nasional yang masih diyakini dan dijalankan hingga kini, dengan Paradigma Pembangunan Yang Berkeadilan dengan prinsip / kaidah dasar-dasar berikut:

1) Pembangunan Nasional Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia, oleh karenanya manusia (rakyat) merupakan pusat dan faktor utama dalam membawa kemajuan dan kesejahteraan Indonesia. Implikasinya, dalam perencanaan pembangunan, baik nasional (makro) maupun daerah (mikro), kajian-analisa tentang aspek dasar rakyat menempati kaidah dasar dalam nilai kelebihan & kekurangannya yang tidak terbatas.

2) Pembangunan bertujuan untuk kesempatan dan kemanfaatan yang seadil-adilnya bagi rakyat Indonesia, dan untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat, secara berkelanjutan dengan dilandasi prinsip-prinsip nilai kebenaran, kearifan sesuai hak-haknya. Segala tindakan-kebijakan-program Pemerintah yang melakukan pengingkaran manusia-rakyat Indonesia merupakan kejahatan yang sangat besar.

3) Sumber kekayaan didalam bumi, air, lautan, hutan, tanah dan kekayaan lainnya dikuasai oleh negara yang meliputi Pemerintah dan Rakyat Indonesia, oleh karenanya hak-2 pengelolaan dan peruntukan kemanfaatannya adalah untuk sebagian besar (mayoritas) bangsa dengan cara yang seadil-adilnya. Adapun yang menyangkut konsesi dan kepemilikan harus mengutamakan masyarakat Indonesia (publik) sebagai yang memiiliki kepentingan utama.

4) Perencanaan pembangunan Indonesia sudah saatnya dikelola oleh sumber daya manusia Indonesia yang berpikir dan berjiwa negarawan untuk bangsa-negara Indonesia, yang memiliki kualifikasi berikut:

a. Berjiwa dan berpihak pada mayoritas manusia-rakyat Indonesia sebagai pemberi amanat / mandat pada Legislatif dan Pemimpin untuk kemajuan rakyat,
b. Berjiwa arif-bijaksana & jujur yang hanya akan mengambil–memakan atas hasil kerja dan prestasinya,
c. Berpikir rasional-ilmiah secara mikro, terinci atas dasar kondisi sosial mayoritas rakyat (160 juta jiwa) yang terbelakang dan potensi pengembangan pribadi manusia mayoritas tersebut dalam mencetak nilai tambah.

Rabu, 08 Oktober 2008

Karyaku, Aristokrat Solid Table

ku
ARISTOKRAT SOLID TABLE
Aristokrat Solid Table, adalah karya (art) ukiran kayu yang unique, desain khusus mendasarkan desain alami, selanjutnya diukir atas bahan kayu yang besar/tua pada konsep dari hasil tanaman budidaya (berusia ratusan tahun), menjadi sebuah meja yang cantik, jadilah sebuah meja megah, gagah namun anggun dan mewah. AST seolah menggugah kesadaran kita untuk bangkit atas kekayaan hasil alam dan seni dan keahlian. Patron meubel ukiran selama ini seolah menjadi milik (imagege) Jepara dan Bali, sehingga tidak mengherankan, meubel ukir tersebut menjadi pasaran, kurang bermutu sehingga jatuh harga jual. Padahal harus diakui, karya ukir tersebut adalah salah satu kekayaan yang bisa menghasilkan nilai tambah tinggi. Buktinya meubel karya Da Vinci bisa bernilai puluhan hingga ratusan juta, di desain khusus, diukir dengan bahan baku 100% dari Indonesia,
setelah finishing dilempar ke pasar Indonesia
.

Aristokrat Solid Table, bisa disebut sebuah karya yang dapat menjadi meubel (fungsional ) bisa juga menjadi fungsi ganda dari sisi Estetika dan Seni. Secara estetis bisa dinikmati dari keindahan/the art-nya. Bahan meja AST bisa diolah dari kayu pohon yang besar berusia ratusan tahun, sehingga diameter pohon rata-rata diatas 100 cm. Uniquenya, AST mengandalkan pohon hasil tanaman masyarakat, seperti durian, mahoni, mangga, jati dan pohon-pohon lainnya. Semangat dan visi yang diemban adalah pengembangan dan penanaman pohon-pohon sejenis. Batang pohon yang besar tersebut selanjutnya dipotong panjang kira-kira 3 M–4 M dan dibelah selebarnya dengan ketebalan 10 Cm hingga 14 Cm, bisa dibayangkan 1 lembar papan saja bisa berbobot 300 Kg–350kg Pemotongan yang tebal untuk menghindari melengkungnya papan.
Mursyid, pendiri/pengembang AST dan pendiri ESC-LSDP (bersama Gatot Permadi), hanya membuat unique, 1 meja dengan desain khusus tiada duanya. Ia ingin menggugah kebangkitan karya seni ukiran kayu dengan konsep The Art Of Carving For Replantation (Hasil karya untuk memperoleh Nilai Seni dan hasilnya membangun Institut Konservasi Alam). Tidaklah mengherankan bila Mursyid alergi dengan kayu dari hutan alam luar Jawa. “Seolah beku bila menghadapi kayu besar dari Papua, Kalimantan, meski kayu yang selebar 120 Cm lebih,
desain nggak pernah muncul di benaknya.
Untuk tahap awal, AST hanya memproduksi 10 meja,
dengan karakter desain yang muncul, senantiasa bercorak etnis dengan nuansa lingkungan. Sebut saja Gunungan, mengadopsi simbol gunungan (wayang) dengan diterangi bunga matahari yang didesain bisa dinikmati dari 4 sisi, depan, berhadapan, samping kiri atau kanan. Kaki meja juga desain khusus dengan desain bunga matahari dan cempaka. Untuk Teratai didesain dengan dikelilingi ikan Lou Han, dengan corak ombak air yang juga dapat dinikmati dari 4 sisi, selanjutnya Daun Jawa Semarangan (klasik Jawa), yang diekploitasi dari flora dan didesain dengan gaya etnis Java
Mutsyid enggan bila karya AST disebut meubel,
karena meubel identik dengan produksi massal dan monoton.
Kita harus hargai “Sebuah Desain” memiliki nilai khusus, desain art adalah karya seni yang hidup dan menghidupkan jiwa, menerangi jiwa dan mengikis kegelisahan dalam kehidupan manusia yang serba materialistik.
Mursyid dengan lembaga Environment Smart Centre-LSDP berencana mengadakan lelang 5 Aristokrat Solid Table ~ menggalang Dana ~
untuk mendirikan Institut Konservasi Alam di Cisarua-Bogor
dengan basis Visioner Ekonomi Hijau (greenomics),
yakni Sekolah Non Gelar 6 bulan, yang mampu mencetak sdm generasi muda dalam membangun Hutan Mini, Kebun Mini, Konservasi...
hingga Penghutanan Kembali 82 juta ha hutan yang rusak.

Pesan Alam..TANAM & PELIHARA POHON


Wahai sobatku,
Tanamanlah 2-3 pohon Buah,
Peliharalah hingga Besar,
kan kusimpan air,
kan kusimpan Udara (o2) segar,
kan kutahan Erosi tanah,
kan kuberikan Buah Segar
,
dan bila diriku sudah tumbuh sangat besar,
bila kau perlukan,
tebanglah diriku..
kuberi Kayu,
Olah diriku menjadi meja yang Artistik nan Indah,
...niscaya Engkau Enggan
KORUPSI !

MERDEKA DARI PENJAJAHAN MODERN




All my brothers & sisters,
Marilah kita mulai PERUBAHAN dalam perjalanan peradaban negeri ini, untuk gapai Kemajuan Nyata. Sejatinya kita harus membangun Indonesia, melepaskan diri dari penjajahan Pemikiran yang melanda sebagian Intelektual, apalagi yang menduduki di elit Birokrasi. Mari kita mulai lepaskan "Mahzab Pemikiran Barat" yang telah menyesatkan kita dalam Penjajahan Baru Modern, berupa Penjajahan Kapitalis dan kini telah mencekeram Indonesia. Pemikiran ekonomi barat, dari aliran Neo-Keynsian, telah mengabaikan faktor manusia Indonesia (sosiologi). Dengan keterpurukan Indonesia yang makin buruk, 5 bidang seolah hilang dari kedaulatan bangsa kita: Teori&Mahzab Pembangunan, Pertambangan, Keuangan & Moneter, Telekomunikasi, Industri & Iptek !!! Mari kita bulatkan tekad: Merdeka dari Penjajahan Modern, yakni Merdeka dari Pemikiran dan Teori Ekonomi Pembangunan..yang diyakini seolah benar...ternyata salah (lihat Fundamental Error Pemikiran Ekonomi Pemb.Ind (artikel ku di fe.iluni.or.id). Lihat, sekarang krisis Keuangan Amerika Serikat telah menyeret berbagai negara di belahan dunia juga ikut terpuruk. Kita harus mulai Berubah Sekarang !!! Sadarlah ada kesalahan mendasar dalam peradaban kita .