Senin, 13 April 2009

Jelang SEJATINYA PERUBAHAN Indonesia !!!!


Pemilu 2009 kali ini sangat menarik. Terjadi perlombaan yg sangat dinamik: munculnya Parpol dan calon Pemimpin (Negarawan) yang antusias, energik, dan bahkan progresif menampilkan dalam mengusung Paradigma & Platform untuk Perubahan Indonesia kedepan…tentu kearah yang lebih baik, maju & sejahtera. Pertanyaanya: bagaimanakah sejatinya Perubahan ? Apakah sekedar perubahan marjinal ? Signifikan ? atau Revolusioner ?...yang ganti the rulling-class untuk perubahan sekedarnya (secukupnya), atau yang seharusnya ?

Indonesia, dalam usia ke 64 sudah diambang kolonisasi Dunia (Neo VOC) dalam Pertambangan, Telekomunikasi, Perdagangan Pertanian (Pangan), Keuangan, dan Industri (Produksi) dan kesemuanya dibawah penguasaan Kapitalis Dunia. Sumber-2 kekayaan nasional dan Penduduk yang melimpah: sudah termajinalisasi oleh penguasaan Kapitalis Global, sehingga Indonesia jadi Lemah, Miskin dan jadi Bangsa Buruh di dunia. Penjajahan baru dalam pembangunan yang dimulai oleh Teori dan Pemikiran Barat (Ekonomi Pembangunan, Perdagangan Internasional & Bebas, Keuangan, Kapitalisme--Pasar Uang, Moneter) telah diperkuat oleh sistem dan pranata WTO, World Bank, Globalisasi dan berbagai Standar Ganda dalam bidang HAM, menjadikan Indonesia dalam cengkeraman kekuatan kapitalis dunia.

Hiruk pikuk Perdaban baru Indonesia dalam alam Demokrasi, kini sudah terjebak dalam "Demokrasi Kapitalis"baru, dimana Partai, Pemilihan Caleg, Pemimpin Daerah hingga Nasional, sudah terjebak dengan kebutuhan modal besar, untuk kampanye, pengerahan massa, hingga pembelian suara pemilih, dengan akibat Politik sudah terikat (terjebak) dengan pemodal (kapital). Sementara teori & pembangunan ekonomi Indonesia masih melanjutkan "keter-jebakannya" dalam Kapitalis Global. Oleh karenanya, peradaban nasional kini mendekati kesalahan Maximum~ yakni Kedaulatan Rakyat telah digadaikan oleh pemain Demokrasi (Legislatif & Eksekutif) dengan akibat yang serius pada pelemahan Bangsa & Negara: Kehilangan Kemandirian Bangsa dalam Peradaban. Contoh ekstrim: adalah penjualan Gas Alam, Batubara, Minyak, Tambang Emas, Nikel dlsb.. Yang nilainya ribuan Trilyun Rupiah tiap tahun.. Namun begitu kecil hasil bersih yang kita terima (Kita sudah terlalu Bodoh). Berbagai perampokan (korupsi) di dalam negeri (BLBI, Perikanan, Asset, APBN, Pajak), kini seolah dibodohi oleh parodi (drama) gemuruh penindakan korupsi (KPK), begitu kecil hasil korupsi yang dikembalikan. (KPK baru berhasil kembalikan kurang Rp. 1 Trilyun !). Sebagian anggota Lembaga Legislatif, Yudikatif, Eksekutif dan Kepartaian… hampir seluruhnya sudah terjebak dalam korupsi Sistemik, sehingga Fase demokrasi kini .. Seolah mempercepat kesalahan yang luas, dan sudah mengarah Kehancuran Bangsa.

Keuangan nasional (APBN), perbankan (Moneter) dan daerah (APBD) sudah terjebak dalam “system yang tidak memihak rakyat” karena alokasi sebagian besar untuk Gaji pegawai negeri, bayar hutang, belanja rutin & proyek fisik. Dunia perbankan nasional (moneter) sulit mendukung transformasi riil bagi usaha “kerakyatan” karena system & prosedur perbankan sudah “tidak tunning-in dengan habitat kerakyatan. Bahkan, pelayanan publik oleh system Pelayanan Pemerintah bias dikatakan sudah terjebak pada prosedur yang sangat berbelit-belit / terjebak premanisme resmi Perizinan Pemerintah (kependudukan, perizinan, imb, usaha, transportasi, lingkungan, konversi, dlsb)

Menyikapi masalah dan tantangan besar Indonesia, kini diperlukan Sikap dan Perubahan yang mendasar,dan bisa dikatakan Revolusioner: yakni Kita harus berani melepaskan Kesalahan Pemikiran yang ternyata merupakan bentuk "Penjajahan Modern (Pemikiran & Teori Ekonomi), melepaskan Kesalahan dalam Sistem Demokrasi (dengan Hakekat utama Rakyat Berdaulat, tidak Tergadaiakan / Dikhianati), Pemihakan Keuangan-Moneter pada Rakyat, Penguasaan kekayaan alam oleh Negara untuk akyat dan Penuntasan Pengambilan kembali harta-harta yang dirampok (dikorup). Ringkasnya harus sejatinya keluar dari belenggu situasi kondisi & paradigma dalam sistem diatas.

Berarti sejatinya Perubahan adalah langkah nyata yang diperlukan untuk penyelamatan Indonesia, dengan Memerdekakan diri dari Penjajahan Modern (Teori ekonomi Kapitalisme), Penuntasan Penyelesaian Harta di Korup & Penetapan Paradigma Pembangunan yang Berkeadilan-Kerakyatan dengan dasar "Ekonomi-Ekosistem kerakyatan Nasionalis".

Dalam catatan saya, sebelum Pemilu, telah muncul & diluncurkan pemikiran, paltform yg revolusioner oleh :
1. Mayjen TNI Saurip Kadi dalam buku “Tata Ulang Sistem Demokrasi & TNI” dan “Mengutamakan Rakyat, benar-benar pemikiran revolusioner seorang prajurit,
2. Jenderal Wiranto dalam buku “Meratas Jalan Baru Ekonomi Indonesia” dan Meluruskan Demokrasi Indonesia”, dengan bahasa diplomatis & santun tapi "cukup mendasar & revolusioner",
3. Letjen Prabowo dalam Platform “8 Agenda Strategis Perubahan Indonesia, yang pro Kerakyatan, Lingkungan, Sejatinya Pertanian dan Anti NeoLiberalisme dan anti NeoKapitalisme,
4. Prof. Sri Edi Swasono, Adi Sasono dan Fadjrul Rahman (dlsb) yang intinya “Kemandirian + kewenangan Negara dlm Pengelolaan Sumber alam untuk kemakmuran rakyat dan Rakyat & Negara yang Berdaulat,
5. Iluni UI Kontra Korupsi, yang anti Neo Kapitalis Liberal, anti penjajahan pemikiran modern yg menghasilkan system + paradigma korupsi sistemik, dan paradigma ekonomi ekosistem kerakyatan, keluar dari kemelut kebusukan sistemik dalam demokrasi +pembangungan Indonesia.

Kita simak sejenak munculnya Barack Obama yang dengan cemerlang, berani & lantang menggalang Perubahan Amerika Serikat..intinya adalah 5 perubahan mendasar terhadap (1).Ketidak adilan alokasi keuangan pada Rakyat, (2).Pengembalian jati diri Kedigdayaan AS tidak pada aspek Penaklukan (Power), (3). Stimulus keuangan untuk rakyat (adil dg Perusahaan besar), (4). Penjaminan (asuransi) pada usaha rakyat, bukan penggemukan pada usaha besar, (5).Kebangkitan ekonomi lingkungan rakyat kearah Eco-Life Style yg lebih efisien. Obama benar-benar “BERBENTURAN (nabrak) dengan platform yg diusung Mc.Cain (Republik yang masih berkuasa dibawah G.Bush junior). Salutnya saya pada AS, setelah Pilpres usai, mereka “KOMPAK” lagi, menyatu, mengakui dan commit terhadap Platform Pemenang ~ Obama !. Bahkan Hillary pun yang Capres bersedia menjadi Menteri Luar negeri, yang memang tepat, anggun, flamboyant sesuai dg Citra baru Amerika !. Ingat, AS juga mengalami kesakitan karena “keberanian, kepandaian & ketertiban” Negara-negara berkembang yang selama ini terjebak & terhisap dalam eksploitasi sumber alam, keuangan oleh kekuatan kapitalis-2 AS !.

Nah..kini bagi Indonesia, kita memang butuh “sejatinya perubahan”, namun semangat yang harus kita utamakan bukanlah “antagonisme” (bermusuhan apalagi berantem, dendam kesumat karena platform berbeda”). Ayo kita mulai pertempuran “platform perubahan ” untuk Peradaban mendatang dan dengan PILPRES untuk sejatinya perubahan Indonesia yang benar-benar seru, gegap gempita dan sengit !!

1 komentar:

  1. You have an award waiting for you at http://shaneshirleysmith.blogspot.com/2009/04/lemonade-award.html. Congratulations and keep up the great work.

    BalasHapus