Sudah 65 tahun Indonesia merdeka, namun baru 65% rakyat Indonesia teraliri Listrik. Pengadaan listrik nasional oleh PLN pun terus disubsidi Negara, mencapai nilai Rp.58 trilyun pada 2010/2011 ! Sungguh ketidak adilan yang masih dirasakan oleh 35% rakyat Indonesia diberbagai pelosok tanah air.
Pada saat kita alami booming Minyak & Gas bumi, kita lengah, merencanakan dan mengambil langkah jalan pintas: mengadakan pembangunan pembangkit listrik dari Diesel / Genset, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Kini dengan harga BBM yang melonjak & Indonesia harus mengimpor 50% BBM tersebut, pengadaan listrik Nasional menjadi "beban beaya nasional" yang sangat besar. Beban subsidi tersebut terus mengancam kelangsungan pasokan energi listrik dan bahkan menjadi masalah serius dalam keberhasilan Negara dalam memenuhi keadilan, kesejahteraan dalam pemenuhan listrik.
Kini pembangkitan gegap gempita beralih dengan bahan batu-bara NAMUN ditengah gencarnya penguasaan tambang swasta dan ekspor ke Luar negeri, demikian juga bahan baku Gas, justru terjadi Anomali sebagai negara dengan deposit besar Gas Alam tetapi malah menjadi negara Importir Gas. Berbagai kesalahan dalam pelaksanaan amanat UUD'45 ~ pasal 33, dan Kesalahan Paradigma menadasar pembangunan nasional (paradigma Pembangunan dengan Pertumbuhan dan Investasi), telah menjadi penyebab utama "masalah serius Indonesia.
Setelah 65 th kini, apakah kita akan terus terjebak dalam berbagai kesalahan ?. Sejalan dengan perubahan mendasar, Indonesia sudah seharusnya membangun pembangkitan energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ~ yang praktis,, tersedia dan mudah dipasang di berbagai pelosok tanah air yang terpencil ~ TANPA HARUS MENUNDA PELAKSANAAN AZAS KEADILAN bagi SELURUH RAKYAT INDONESIA.
Saatnya kita harus membangun Kemandirian Industri modul / panel surya, mengembangankan lampu LED, Aki kering, Lythium dan perangkat pelengkap seperti Power control dan Inverter (untuk merubah aurs DC ke AC), dengan membangun "KECERDASAN" anak anak bangsa, perusahaan BUMN dan swasta, untuk menjelang KEMAJUAN, EFISIENSI (MAKIN MURAH) dan MAKIN MANDIRI scr Berkelanjutan.
Strategi mendasar cukup mudah: alokasikan Rp. 6-7 trilyun / tahun untuk Ketangguhan Industri PLTS Nasional (BUMN & Swasta), dengan MENETAPKAN KESUNGGUHAN PEMIHAKAN PASAR (Pembelian) terhadap PRODUK DALAM NEGERI dengan HARGA YG EFISIEN maka akan memacu KEMAJUAN ! Dan Subsidi pun akan terus berkurang drastis. Daripada NEGARA terus Sempoyongan menanggung Subsidi.
MAKA SUNGGUH Hina !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar