Pagi itu, Jum'at Juni 2007,
Berkemeja Batik dengan parfum Hugo Boss dan seberkas Produk Eco Art dengan cover "Ukiran" yg wah telah kupersiapkan....tuk menemui seorang kawan, deputy gubernur BI. Tepat jam 11. kami berdua, bersama M.Dahlan (sekjen Perbasi) diterima dengan hangat..layaknya bagai kawan lama semasa mahasiswa. Obrolan santai, kami lebih banyak perkenalkan diri sebagai "kawan kawan yg bergerak di sektor riil.....dengan nama Eco Art, sebuah produk ukir dari kayu, yang bahan bakunya dari pohon Budidaya, bukan pohon dari hutan alam. Dan usaha tsb kami padukan dengan Nursery Mini, untuk mendukung Reboisasi, kebun mini atau hutan mini. Dengan semangat visioner murni, yang akan menjawab tantangan kedepan dalam aspek Global Warming dan Paradigma Ekonomi yg menjamin Kesinambungan kedepan.
Sambutan sang deputy Gubernur BI sangat hangat.........namun begitu kami sampaikan harga sebuah meja Aristokrat dari pohon berusia 150 tahun, dengan ukiran "Gunungan wayang" sekitar 50 juta rupiah, dahi kawanku berkerut.....kira-kira kubaca pikirannya: duhhh mahal banget yaaaaahhhhh. "Bagaimana kalau bikin pameran dengan BI untuk produk-2 yg berharga kurang 5 juta Syid?" ajaknya ramah.
Aku bingung lagi....sbg UKM dengan segala energy dan modal yg telah tercurah 100% untuk produk-produk yg berkelas, ternyata jauhhh meleset perkiraanku: bahwa ternyata daya beli dari para elit bangsa ini ternyata sekitar Rp. 4 juta. Bagaimana bisa memutar balik, stok yg sudah terlanjur untuk produk yg sbenarnya masih dalam kategori sangat rendah. "Oke sobat...kami senang sambutanmu!.Selamat bertugas, semoga Bank Nasional makin Maju!" Kuhabiskan secangkir kopi dengan cangkir yang mewah, dan kami pulang meninggalkan kawanku.
********************
Dua tahun Kemudian, Senin malam 2009 Kudengar penjelasan Wapres RI, Pak Jusuf Kalla "bahwa yang dilakukan oleh Pemilik Bank Century adalah Perampokan sistemik sebesar Rp. 4 trilyun !. Bail out mestinya hanya 2,7 trilyun. Memoriku teringat disaat aku bertemu dengan Kawanku yang Deputy Gubernur BI..kalau bisa produk-produk yang berharga Rp.4 juta saja. Otakku berkecamuk: Bagaimana bisa pengawasan BI kebobolan shg Pemerintah nyuntik Rp.4 trilyun untuk Obligasi Bodong?? Inikah negara Angkara Murka, sebuah Kertas "Obligasi Bodong BISA meraup Rp.4 trilyun !!
Berkemeja Batik dengan parfum Hugo Boss dan seberkas Produk Eco Art dengan cover "Ukiran" yg wah telah kupersiapkan....tuk menemui seorang kawan, deputy gubernur BI. Tepat jam 11. kami berdua, bersama M.Dahlan (sekjen Perbasi) diterima dengan hangat..layaknya bagai kawan lama semasa mahasiswa. Obrolan santai, kami lebih banyak perkenalkan diri sebagai "kawan kawan yg bergerak di sektor riil.....dengan nama Eco Art, sebuah produk ukir dari kayu, yang bahan bakunya dari pohon Budidaya, bukan pohon dari hutan alam. Dan usaha tsb kami padukan dengan Nursery Mini, untuk mendukung Reboisasi, kebun mini atau hutan mini. Dengan semangat visioner murni, yang akan menjawab tantangan kedepan dalam aspek Global Warming dan Paradigma Ekonomi yg menjamin Kesinambungan kedepan.
Sambutan sang deputy Gubernur BI sangat hangat.........namun begitu kami sampaikan harga sebuah meja Aristokrat dari pohon berusia 150 tahun, dengan ukiran "Gunungan wayang" sekitar 50 juta rupiah, dahi kawanku berkerut.....kira-kira kubaca pikirannya: duhhh mahal banget yaaaaahhhhh. "Bagaimana kalau bikin pameran dengan BI untuk produk-2 yg berharga kurang 5 juta Syid?" ajaknya ramah.
Aku bingung lagi....sbg UKM dengan segala energy dan modal yg telah tercurah 100% untuk produk-produk yg berkelas, ternyata jauhhh meleset perkiraanku: bahwa ternyata daya beli dari para elit bangsa ini ternyata sekitar Rp. 4 juta. Bagaimana bisa memutar balik, stok yg sudah terlanjur untuk produk yg sbenarnya masih dalam kategori sangat rendah. "Oke sobat...kami senang sambutanmu!.Selamat bertugas, semoga Bank Nasional makin Maju!" Kuhabiskan secangkir kopi dengan cangkir yang mewah, dan kami pulang meninggalkan kawanku.
********************
Dua tahun Kemudian, Senin malam 2009 Kudengar penjelasan Wapres RI, Pak Jusuf Kalla "bahwa yang dilakukan oleh Pemilik Bank Century adalah Perampokan sistemik sebesar Rp. 4 trilyun !. Bail out mestinya hanya 2,7 trilyun. Memoriku teringat disaat aku bertemu dengan Kawanku yang Deputy Gubernur BI..kalau bisa produk-produk yang berharga Rp.4 juta saja. Otakku berkecamuk: Bagaimana bisa pengawasan BI kebobolan shg Pemerintah nyuntik Rp.4 trilyun untuk Obligasi Bodong?? Inikah negara Angkara Murka, sebuah Kertas "Obligasi Bodong BISA meraup Rp.4 trilyun !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar